Siapkah Koperasi Menghadapi Era Globalisasi?
Sebelum membahas tentang siapkah koperasi menghadapi era globalisasi, saya akan membahas arti dari globalisasi terlebih dahulu.
Pengertian Globalisasi menurut :
- Kamus Besar Bahasa Indonesia Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
- Martin Albrown : Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.
- A.G. McGrew : Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan dibelahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat dibelahan dunia yang lain.
- Selo Soemardjan : Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia.
Dengan kata lain globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, budaya dan interaksi-interaksi lainnya yang dapat menyebabkan batas suatu negara semakin sempit.
Globalisasi sudah menjadi bagian dalam hidup kita. Siap atau tidak siap kita akan tetap berhadapan dengan globalisasi. Tetapi arus globalisasi tidak selamanya memiliki dampak yang positif, globalisasi juga memiliki dampak negatif. Oleh karena itu kita harus pintar-pintar dalam menghadapi globalisasi sehingga kita tidak akan terperangkap didalam dampak negatifnya. Dampak positif globalisasi :
- Masuknya nilai-nilai positif (disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan)
-Mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek.
-Menumbuhkann dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan.
Sedangkan dampak negatif globalisasi :
-Terjadinya cultural shok karena masyarakat mengalama disorientasi da frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi.
-Terjadinya cultural lag yaitu unsur-unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak.
-Anomi yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedangkan nilai dan norma baru belum berbentuk.
Seperti yang telah kita ketahui,hampir diseluruh belahan bumi termasuk Indonesia sudah memasuki era globalisasi. Era globalisasi masuk ke Indonesia melalui perdagangan bebas. Terutama pada tahun 2010 mulai terjadi kompetisi secara global dimana semua negara berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu dimata dunia. Menurut saya era globalisasi ini sangat membantu Indonesia dalam mengembangkan koperasi agar bisa lebih maju lagi.
Setelah mengetahui arti dari globalisasi, saya akan kembali ke topik semula yaitu tentang "Siapkah koperasi menghadapi era globalisasi?". Keberadaan beberapa koperasi di Indonesia sudah berhasil memberikan peranan yang cukup besar dan manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh masyarakat luas walaupun tidak semua koperasi-koperasi yang ada di Indonesia sudah dapat bekerja secara maksimal.
Terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan uang atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi menyediakann pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain, atau lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat hambatan peraturan.
Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memilikiaksebilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggoyanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank. Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek geografisnya menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada diwilayahnya.
Kedua, koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau bukan anggota) dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional nyang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi masyarakat. Beberapa KUD untuk memberikan manfaat dan peran yang memang lebih baoik dibandingkan dengan lembaga usaha lain, demikian pula dengan Koperasi Kredit.
Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memiliki itu dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesetiaan anggota untuk bersama-sama kperasi menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengat tingkat bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota Koperasi Kredit membuat anggota tersebut tidak memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah bahwa keterkaitan dengan Koperasi Kredit telah berjalan lama, telah diketahui kemampuannya melayani, merupakan organisasi ‘milik” anggota, dan ketidakpastian dari daya tarik bunga bank.
Berdasarkan tiga kondisi diatas maka wujud peran yang diharapkan sebenarnya agar koperasi dapat menjadi organisasi milik anggota sekaligus mampu menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.
Jadi terlihat jelas bahwa Koperasi Indonesia masih sangat penting walaupun harus menghadapi era globalisasi dimana semakin banyak pesaing ekonomi yang bermunculan dari luar negeri dan walaupun seperti itu, koperasi masih sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, selalu berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia.
Seperti kata Presiden SBY “membangun ekonomi Indonesia dan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak bisa hanya mengikuti model ekonomi negara lain. Yang bisa akhirnya mengangkat taraf hidup 24o juta diseluruh tanah air dari sabang sampai merauke, dari miangas hingga pulau rote adalah ekonomi rakyat”.
Jadi menurut saya dizaman era globalisasi ini yang lemah akan tertindas dan yang paling kuat lah yang pada akhirnya yang akan memenangkan persaingan. Jadi agar Koperasi Indonesia benar-benar siap dalam menghadapi era globalisasi ini, orang-orang yang ada didalam maupun diluar koperasi bekerja sama untuk memajukan koperasi dan berani menghadapi semua resiko dan tantangan yang ada.
Referensi :
http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-globalisasi-menurut-para-ahli.html
http://jaggerjaques.blogspot.com/2010/11/koperasi-menghadapi-era-globalisasi.html
Tugas Softskill
Vivian Liminata
2EB01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar