Minggu, Oktober 13, 2013

Pro dan Kontra Mobil Murah


Pro dan Kontra Mobil Murah

Citizen6, Jakarta: Isu terbaru dan cukup hangat adalah masalah mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car) produksi Kementerian Perindustrian yang direncanakan akan dijual kepada masyarakat disamping ekspor.
Reaksi keras menentang rencana produksi dan memasarkan produk tersebut kedalam masyarakat datang dari Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang kebetulan kedua-duanya dari PDI-P dengan alasan kemacetan kota Jakarta dan kota-kota di Jawa Tengah akan bertambah parah.

Apakah rakyat Indonesia benar-benar membutuhkan mobil murah ini?
Isu tentang mobil murah ini menuai pro dan kontra dari pemerintahan dan berbagai kalangan masyarakat.
Mungkin apa yang ingin dilakukan oleh Kementerian Perindustrian berawal dari tujuan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat kecil, yaitu mereka juga bisa merasakan bepergian dengan menggunakan kendaraan yang layak,tetapi perlu kita ketahui maju atau tidaknya sebuah negara bukan dilihat dari berapa banyak masyarakat menengah kebawah yang bisa membeli mobil tapi dari seberapa banyak fasilitas transportasi umum yang dapat dijalankan secara maksimal oleh masyarakat kita. Contohnya di luar negeri mereka malah meningkatkan fasilitas  transportasi umum agar masyarakatnya bisa bepergian dengan nyaman dan tidak mengganggu arus lalu lintas(tidak macet). Sedangkan di Indonesia orang-orang akan berfikir berkali-kali untuk memakai alat transportasi umum yang ada.
Dengan adanya mobil murah ini akan menyebabkan masyarakat Indonesia semakin menjadi masyarakat yang konsumtif. Dan hal itu akan memperparah kemacetan yang ada di Ibukota.selain kemacetan, dengan adanya mobil murah ini maka tingkat konsumsi bbm bersubsidi akan semakin meningkat sehingga mau tidak mau harga bbm mungkin bisa meningkat lagi. Defisit neraca perdagangan kita selama ini juga disebabkan oleh impor BBM yang semakin meningkat dari tahun-ketahun.
Isunya mobil murah ini hanya akan dipasarkan dipedesaan sehingga tidak akan memperparah kemacetan di ibukota padahal pada kenyataannya masyarakat perkotaanlah yang lebih antusias menyambut mobil murah ini.
Selain itu hanya sekitar 15-20% dalam produksi mobil murah yang dapat meningkatkan ekspor kita karena bahan-bahan otomotif lainnya merupakan hasil impor dari luar negeri sehingga hal ini juga akan meningkatkan tingkat impor kita.
Walaupun memiliki beberapa sisi negatif, mobil murah ramah lingungan ini juga memiliki sisi positif. Sisi positifnya adalah mobil murah ramah lingkungan tersebut dapat memperkuat industri otomotif di Indonesia khususnya dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas ASEAN 2015 mendatang. Karena akan semakin sulit bagi Indonesia untuk bersaing jika kita tidak memiliki sesuatu yang bisa di ekspor. Mobil murah ini juga bertujuan untuk menghindari mobil mobil murah dari negara ASEAN lainnya untuk menguasai pasar Indonesia.
Meskipun di Indonesia mobil murah yang ramah lingkungan sangat sedikit, sebelum mengeluarkan mobil murah tersebut pemerintah seharusnya mempertimbangkan tentang angkutan umum  yang semakin banyak dan juga jalan yang terbatas. serta pada saat peluncuran produk seharusnya pemerintah tidak mengeluarkannya dalam jumlah yang besar-besaran karena hal tersebut akan meningkatkan kemacetan dengan kata lain kemacetan semakin parah.
Tetapi menurut pendapat saya sebelum meningkatkan sektor  industri, pemerintah seharusnya memenuhi kebutuhan pangan terlebih dahulu sehingga kita tidak perlu meng-impor beras dari negara lain. Perlu kita ingat bahwa Indonesia pernah melakukan swasembada beras pada tahun 1969 hingga 1984  tetapi setelah tahun-tahun tersebut Indonesia malah tidak mampu mencukupi kebutuhan beras dalam negeri lagi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikfinance, Selasa (20/8/2013) beras impor masuk selama Juni sebesar 30.000 ton atau US$ 12,7 juta. Kemudian akumulasi Januari-Juni, impor tercatat sebesar 239.000 ton atau US$ 124,4 juta.
Alasan mengapa pemerintah melakukan impor beras adalah untuk menjaga kestabilan harga dan supaya kebutuha beras di dalan negeri dapat terpenuhi. Seandainya semua petani-petani beras yang ada di Indonesia diberikan sosialisasi tentang menanam beras dengan cara yang benar serta diberi solusi tentang bagaimana menangani hama-hama yang menyebabkan gagal panen mungkin kita bisa mengurangi jumlah impor beras.
Selain beras perhatian kepada para petani bawang merah, bawang putih dan kedelai harusnya lebih ditingkatkan. Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini harga ketiganya semakin meningkat.
Mengapa harga bawang merah dan bawang putih bisa melonjak setinggi itu? Hal tersebut terjadi karena adanya gagal panen dari para petani dan jumlah impor bawang merah dan bawang putih yang sudah tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan para masyarakat lagi. Harga bawang yang tiba-tiba naik dan turun menyebabkan banyak petani bawang yang mengeluh karena mengalami kerugian. Selain bawang merah dan bawang putih, harga cabai juga mulai meningkat.
Begitu juga dengan kedelai, harga kedelai untuk saat ini masih terus meningkat. Hal tersebut terjadi karena pemerintah membatasi impor terhadap kedelai, akibatnya jumlah kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika harga kedelai naik maka harga tempe dan tahu juga naik, padahal tempe dan tahu merupakan makanan mereka sehariutama bagi sebagian masyarakat yang ada di Indonesia. Bahkan bukan hanya  harganya yang naik, beberapa waktu yang lalu kita malah tidak bisa menemukan tempe dan tahu di pasar, karena para pedagang tempe dan tahu tidak melakukan proses produksi karena harga kedelai yang mendadak menjadi sangat mahal.
Jadi menurut saya dibandingkan dengan mobil murah, mungkin untuk saat ini, kebutuhan terhadap beras, bawang merah, bawang putih, cabai dan kedelai jauh lebih tinggi daripada keinginan untuk memiliki mobil murah. Jika kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi, juga tingkat impor untuk kebutuhan pangan bisa dikurangi maka saya rasa perekonomian Indonesia bisa lebih baik lagi.
Setelah kebutuhan pangan terpenuhi maka kita bisa mengembangkan sektor-sektor lainnya untuk membuat Indonesia yang lebih baik lagi.



Sumber/Referensi
http://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/100
http://economy.okezone.com/read/2013/09/11/320/864282/kenapa-harga-kedelai-melambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar